La Nina Landa RI Saat Musim Kemarau, 2 Provinsi Ini Siaga I Kekeringan

La Nina Landa RI Saat Musim Kemarau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan. ENSO mempunyai potensi ke arah La Nina pada masa Juli, Agustus, September (JAS) 2024.

ENSO atau El Nino-Southern Oscillation ialah penyimpangan pada temperatur permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru. Lebih tinggi dibanding rerata umumnya. Disebutkan, cuaca di Samudra Pasifik terbagi ke 3 babak. Yakni, El Nino, La Nina, dan Netral.

Saat terjadi babak La Nina, embusan angin pasat dari Pasifik timur ke barat sepanjang ekuator jadi lebih kuat dari umumnya. Kuatnya angin pasat yang menggerakkan massa air laut ke barat, karena itu di Pasifik timur temperatur muka laut jadi lebih dingin.

Mencuplik keterangan di website sah BMKG, pada babak La Nina, efeknya untuk Indonesia ialah dampak negatif banjir lebih tinggi. Temperatur udara lebih rendah pada siang hari, serta lebih banyak badai tropis.

Di lain sisi, BMKG menulis, 43% ZOM (Zone Musim) di Indonesia telah masuk musim kemarau.

Daerah yang alami musim kemarau mencakup beberapa Aceh, beberapa Sumatra Utara, beberapa Riau, beberapa Sumatra Selatan, beberapa Lampung, beberapa Banten, beberapa Jawa Barat, beberapa Jawa tengah, Yogya, Jawa Timur, beberapa Bali, beberapa Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), beberapa Sulawesi tengah dan Sulawesi Selatan, dan beberapa Papua Selatan.

Baca juga: Ini Dia 10 Emiten Pemberi Dividen Terbesar

ZOM di Indonesia

Sementara 40% ZOM di Indonesia mengalami musim penghujan, dan 16% yang lain alami type 1 musim.

“ZOM yang diperkirakan akan masuk musim kemarau pada masa Juli I – Juli III 2024 ialah sejumlah kecil Sumatra Utara, sejumlah kecil Bengkulu, beberapa Sumatra Selatan, sejumlah kecil Kalimantan tengah, beberapa Kalimantan Selatan, beberapa Kalimantan Timur, beberapa Sulawesi Selatan, beberapa Sulawesi Tenggara, beberapa Sulawesi Barat, beberapa Gorontalo, beberapa Sulawesi Utara, beberapa Papua Barat, beberapa Papua,” begitu mencuplik Analitis Dinamika Atmosfer Dasarian III Juni 2024 BMKG, Kamis (4/7/2024).

“Temperatur rerata permukaan sekitar 22-27 derajat Celcius dan di perkirakan sampai Dasarian III Juli 2024 sekitar 24-29 derajat Celcius. Perkiraan temperatur minimal sekitar 22-28 derajat Celcius dan perkiraan temperatur maksimal sekitar 28-34 derajat Celcius,” tulis BMKG.

Dalam analitis yang di rilis 3 Juli 2024 itu, BMKG juga keluarkan peringatan awal untuk curahan hujan tinggi dan kekeringan meteorologis, berlaku pada Dasarian I Juli 2024.

Berikut peringatan awal BMKG:

1. Curahan Hujan Tinggi

– Siaga: Sejumlah kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua tengah dan Papua

– Waspada: Sejumlah kabupaten/kota di Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat Daya, dan Papua tengah

– Awas: Tidak ada.

2. Kekeringan Meteorologis

– Siaga: Sejumlah kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, dan NTB

– Waspada: Sejumlah kabupaten di Propinsi Jawa tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTT

– Awas: Sejumlah kabupaten di Propinsi Jawa Timur dan NTB.

Fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia kali ini membawa tantangan baru, terutama bagi provinsi seperti Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur yang kini berada dalam status Siaga I kekeringan. Meskipun La Nina biasanya meningkatkan curah hujan, kombinasi dengan musim kemarau telah menciptakan situasi yang unik dan menuntut perhatian khusus. Melalui upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat, di harapkan dampak kekeringan dapat di minimalisir dan masyarakat dapat melalui periode sulit ini dengan lebih baik.