Impor Eropa Anjlok 60% Harga Batu Bara Lesu. Harga batu bara turun sesudah kenaikan krusial dalam seminggu lalu. Kembali terevisinya harga batu bara di karenakan oleh pelemahan keinginan di Eropa dan India. Sampai jumlahnya negara yang tingkatkan pemakaian energi terbarukan.
Harga batu bara dunia pada Senin (8/7/2024) terdaftar jeblok 1,05% di tingkat US$136 per ton. Melemahnya ini memutus trend pengokohan dalam minggu sebelumnya.
Pelemahan harga batu bara di karenakan oleh turunnya keinginan dari Eropa dan India. Karena musim penghujan di India sampai pemakaian sumber energi alternative.
Di kutip dari Montel News memakai data Kpler memperlihatkan pengangkutan batu bara termal ke Eropa. Di prediksikan cuma capai 10,lima juta ton pada Januari-Juni 2024. Jumlah itu jeblok 60% atau lebih dari 16 juta ton di bandingkan masa yang masih sama tahun kemarin (year on year/yoy).
“Permintaan Eropa untuk batu bara termal masih tetap kurang kuat secara esensial. Dan kami tidak menginginkan ada kenaikan berkesinambungan di pasar sampai kwartal ke-4,”. Kata Alexis Ellender, riset khusus dry bulk terpenting di Kpler, ke Montel.
“Konsumsi energi yang lebih rendah secara angin-anginan, di solid dengan produksi tenaga surya dan angin yang lebih tinggi, terus kurangi keinginan untuk bahan bakar termal.” paparnya.
Belanda – di mana terminal import besar di Rotterdam dan Amsterdam mengurus batu bara untuk pengangkutan lewat kereta api dan sungai ke Jerman dan beberapa negara pedalaman yang lain – masih tetap jadi tujuan import batu bara paling besar. Mereka mengimpor 4,sembilan juta ton pada Januari-Juni. Jumlah ini turun 46% di bandingkan tahun sebelumnya. Jerman ada di posisi selanjutnya, mengimpor 1,sembilan juta ton sepanjang 6 bulan itu, di ikutinya oleh Spanyol, dengan 0,85 juta ton.
Dari segi suplai, Kolombia jadi penyuplai paling besar, mengirim 3,tujuh juta ton, di ikutinya oleh Amerika Serikat dengan dua juta ton dan Afrika Selatan dengan 1,delapan juta ton.
Penurunan Impor Batu Bara di Eropa
Eropa selama ini dikenal sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara di dunia. Namun, beberapa faktor telah mendorong penurunan impor batu bara di wilayah ini hingga mencapai 60%. Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada penurunan ini antara lain:
- Transisi Energi ke Sumber Terbarukan Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Berbagai kebijakan hijau dan insentif telah diterapkan untuk mendorong penggunaan energi dari sumber-sumber seperti angin, matahari, dan biomassa. Hal ini mengurangi ketergantungan pada batu bara sebagai sumber energi utama.
- Regulasi Lingkungan yang Ketat Eropa memiliki beberapa regulasi lingkungan yang ketat, yang membatasi penggunaan batu bara karena emisi karbonnya yang tinggi. Ini termasuk pajak karbon, standar emisi yang ketat, dan peraturan lainnya yang membuat pembangkit listrik berbasis batu bara menjadi kurang ekonomis.
- Penutupan Pembangkit Listrik Batu Bara Banyak negara di Eropa telah menutup atau merencanakan penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara mereka. Ini adalah bagian dari upaya untuk memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca sesuai dengan Perjanjian Paris.
- Peningkatan Efisiensi Energi Peningkatan efisiensi energi dalam industri dan rumah tangga juga berkontribusi terhadap penurunan permintaan batu bara. Dengan penggunaan energi yang lebih efisien, kebutuhan energi secara keseluruhan dapat dipenuhi tanpa peningkatan konsumsi bahan bakar fosil.
Baca juga: Destinasi Wisata di Thailand yang Wajib Di kunjungi
Dampak Terhadap Harga Batu Bara
Penurunan impor batu bara oleh Eropa telah menyebabkan kelebihan pasokan di pasar global. Akibatnya, harga batu bara mengalami penurunan yang signifikan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari penurunan harga batu bara:
- Penurunan Pendapatan Produsen Batu Bara Negara-negara pengekspor batu bara seperti Indonesia, Australia, dan Rusia mengalami penurunan pendapatan dari ekspor batu bara. Penurunan harga berarti produsen menerima lebih sedikit pendapatan meskipun volume ekspor tetap atau bahkan meningkat.
- Pengaruh Terhadap Investasi di Sektor Batu Bara Harga batu bara yang lesu membuat investasi di sektor ini menjadi kurang menarik. Investor cenderung menghindari sektor yang tidak menjanjikan keuntungan besar dalam jangka pendek hingga menengah.
- Efek pada Ekonomi Regional Banyak daerah yang ekonominya bergantung pada industri batu bara mengalami kesulitan. Penurunan harga batu bara dapat menyebabkan pengurangan aktivitas ekonomi, pengangguran, dan dampak sosial lainnya.
- Perubahan Strategi Bisnis Perusahaan-perusahaan tambang batu bara harus menyesuaikan strategi bisnis mereka. Ini termasuk mengurangi biaya produksi, mengeksplorasi pasar baru, atau bahkan diversifikasi ke sektor energi lain yang lebih berkelanjutan.
Respons Terhadap Kondisi Pasar
Dalam menghadapi penurunan harga dan permintaan batu bara, berbagai pihak mengambil langkah-langkah strategis untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. Berikut adalah beberapa respons yang terlihat:
- Diversifikasi Energi Beberapa perusahaan batu bara mulai berinvestasi dalam sektor energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Diversifikasi ini membantu perusahaan bertahan dalam jangka panjang dengan mengurangi ketergantungan pada batu bara.
- Peningkatan Efisiensi Operasional Perusahaan tambang berusaha meningkatkan efisiensi operasional mereka untuk tetap kompetitif. Ini termasuk penerapan teknologi baru untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
- Pencarian Pasar Baru Beberapa produsen batu bara berusaha mencari pasar baru di luar Eropa, seperti Asia dan Afrika, yang masih memiliki permintaan tinggi untuk batu bara. Diversifikasi pasar membantu mengurangi ketergantungan pada pasar Eropa.
- Kolaborasi Internasional Negara-negara pengekspor batu bara dapat menjalin kerjasama internasional untuk menstabilkan pasar. Ini termasuk pengaturan produksi dan harga untuk menghindari kelebihan pasokan yang drastis.