McDonald’s Terpaksa Batasi Jualan Menu Sarapan

Telur Langka, McDonald’s Terpaksa Batasi Jualan Menu Sarapan

McDonald’s Terpaksa Batasi Jualan Menu Sarapan Australia sedang diterpa kritis suplai telur karena pandemi flu burung. Kelangkaan telur ini mengakibatkan McDonald’s mau tak mau memotong jam menu makan pagi sekitar 90 menit.

Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia, Murray Watt, menjelaskan pandemi virus flu burung pada beberapa bulan akhir. Sudah menyebabkan sekitaran 1 juta ayam petelur mau tak mau di hanguskan untuk batasi penebaran penyakit ini.

Keadaan ini membuat McDonald’s pada Selasa (3/7/2024) umumkan jika mereka untuk saat ini cuma jual sarapan sampai jam 10.30. Bukan tengah hari di semua Australia.

“Seperti banyak retail yang lain, kami dengan berhati-hati mengurus suplai telur karena rintangan industri sekarang ini,”. Kata McDonald’s di halaman Facebook Australia.

“(Kami) berusaha keras dengan beberapa petani dan penyuplai telur di Australia untuk kembalikan suplai ke keadaan normal selekasnya mungkin. ”

Supermarket di sampaikan batasi pembelian telur sekitar dua karton per customer. Raksasa retail Australia Coles dan Woolworths di sampaikan berlakukan limitasi jumlah karton telur. Yang bisa di beli pada sebuah transaksi bisnis di beberapa negara sisi.

Customer di prediksi akan kesusahan mendapatkan telur dalam periode pendek. Di samping itu, suplai telur akan di arahkan ke beberapa daerah yang alami kekurangan paling besar, kata pemerintahan Australia dalam penyempurnaan terbaru.

Walau telur sangat jarang, tidak ada imbas pada suplai daging ayam sekarang ini, menurut pemerintahan.

Imbas flu burung di Australia di rasa di semua industri unggas, kata Rowan McMonnies, direktur eksekutor barisan industri Australian Eggs pada sebuah pengakuan.

Food Standars Australia Selandia Baru menulis jika sekarang ini tidak terdapat bukti jika orang bisa terjangkit virus lewat makanan yang di persiapkan betul.

“Influenza burung (flu burung) bukan permasalahan keamanan pangan dan aman untuk konsumsi daging ayam, telur, dan produk telur yang di atasi dan di olah betul,” tambah organisasi itu.

Baca juga: Tesla Ambruk Mau Di tendang Raja Baru dari China

Strategi McDonald’s Menghadapi Krisis

McDonald’s di Australia telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi krisis kelangkaan telur dan memastikan kelangsungan operasi mereka:

  1. Diversifikasi Pemasok: Untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu sumber, McDonald’s telah mencari pemasok telur alternatif. Ini termasuk bekerja sama dengan peternak lokal yang dapat menyediakan pasokan telur tambahan.
  2. Inovasi Menu: McDonald’s berusaha untuk tetap menarik bagi konsumen dengan memperkenalkan variasi menu sarapan yang tidak bergantung pada telur. Misalnya, mereka dapat menawarkan lebih banyak pilihan sandwich sarapan dengan daging dan sayuran.
  3. Komunikasi Transparan: McDonald’s secara terbuka mengkomunikasikan tantangan yang mereka hadapi kepada pelanggan. Dengan memberikan informasi yang jelas tentang penyebab kelangkaan telur dan langkah-langkah yang mereka ambil, McDonald’s berusaha menjaga kepercayaan konsumen.
  4. Pengelolaan Stok yang Efisien: McDonald’s meningkatkan pengelolaan stok mereka untuk meminimalkan pemborosan dan memastikan distribusi yang efisien. Ini termasuk mengoptimalkan rantai pasokan dan logistik.

Dampak Kelangkaan Telur pada Industri Makanan Cepat Saji

McDonald’s bukan satu-satunya perusahaan yang terdampak oleh kelangkaan telur di Australia. Industri makanan cepat saji secara keseluruhan menghadapi tantangan yang serupa:

  1. Kenaikan Harga Menu: Banyak restoran cepat saji terpaksa menaikkan harga menu sarapan mereka untuk menutupi kenaikan biaya bahan baku. Ini bisa berdampak pada daya beli konsumen dan jumlah kunjungan ke restoran.
  2. Penurunan Penjualan: Pembatasan menu dan kenaikan harga dapat menyebabkan penurunan penjualan. Konsumen mungkin memilih untuk makan di rumah atau mencari alternatif yang lebih terjangkau.
  3. Inovasi dan Diversifikasi: Namun Untuk mengatasi krisis ini, banyak restoran cepat saji mulai berinovasi dengan menu baru yang tidak bergantung pada telur. Diversifikasi menu ini penting untuk menjaga daya tarik dan kepuasan pelanggan.
  4. Kolaborasi dengan Peternak Lokal: Namun Industri makanan cepat saji dapat bekerja sama dengan peternak lokal untuk memastikan pasokan telur yang stabil dan berkelanjutan. Kolaborasi ini dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara restoran dan peternak.

Related Posts

7 Ide “Styling” Kemeja Putih untuk Perempuan

7 Ide “Styling” Kemeja Putih untuk Perempuan: Tampil Klasik, Modern, dan Elegan Kemeja putih adalah salah satu fashion item yang wajib dimiliki oleh perempuan. Dengan desain yang simpel dan warna…

5 Potongan Rambut Anak Laki-Laki, Keren dan Gaya

5 Potongan Rambut Anak Laki-Laki, Keren dan Gaya Menentukan potongan rambut untuk anak laki-laki bisa menjadi tantangan tersendiri. Sebagai orang tua, kita tentu ingin si kecil tampil keren, rapi, dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

7 Ide “Styling” Kemeja Putih untuk Perempuan

  • By admin
  • November 19, 2024
  • 26 views
7 Ide “Styling” Kemeja Putih untuk Perempuan

5 Potongan Rambut Anak Laki-Laki, Keren dan Gaya

  • By admin
  • November 19, 2024
  • 23 views
5 Potongan Rambut Anak Laki-Laki, Keren dan Gaya

5 Racikan Kopi Unik di Dunia: Dari Magic Hingga Café Bombon

  • By admin
  • Oktober 23, 2024
  • 56 views
5 Racikan Kopi Unik di Dunia: Dari Magic Hingga Café Bombon

Hanya di Thailand, Daging Buaya Jadi Makanan Paling Populer

  • By admin
  • Oktober 23, 2024
  • 43 views
Hanya di Thailand, Daging Buaya Jadi Makanan Paling Populer

6 Destinasi Wisata yang Dulu Viral Sekarang Sepi

  • By admin
  • September 6, 2024
  • 171 views
6 Destinasi Wisata yang Dulu Viral Sekarang Sepi

11 Makanan Terbaik untuk Tambah Tinggi Badan

  • By admin
  • September 6, 2024
  • 135 views
11 Makanan Terbaik untuk Tambah Tinggi Badan